ilustrasi
Jakarta Tim Ad Hoc Penyelidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) Komnas HAM, menyebutkan beberapa fakkta dalam peristiwa penembak misterius (Petrus) periode 1982-1985. Tim menyebutkan, aksi petrus tersebut dilakukan oleh aparat keamanan negara."Tim menemukan bukti permulaan yang cukup bahwa telah terjadi kejahatan terhadap kemanusiaan dalam peristiwa petrus 1982-1985, dengan terpenuhinya unsur-unsur umum, yaitu terbukti adanya serangan yang dilakukan sekelompok orang yang merupakan bagian dari aparat keamanan negara TNI dan Polisi," ujar Wakil Ketua Komnas HAM Yosep Adi Prasetyo di Komnas HAM, Jakarta, Selasa (24/7/2012).
Yosep menuturkan, pelaku petrus tersebut terbukti melakukan penangkapan, penahanan bahkan kemudian korban yang merupakan penduduk sipil ditemukan mati, cacat bahkan hilang.
"Korban Petrus telah dipilih secara khusus, bahkan sudah ada masuk daftar Target Operasi. Mereka kerap dinyatakan sebagai penjahat, preman, gali, dan mantan residivis, dan semuanya memiliki tato," jelasnya.
Bahkan tak jarang korban petrus ini merupakan korban salah sasaran lantaran nama yang sama dengan daftar target operasi yang dimiliki sang eksekutor. Banyak juga korban Petrus ini adalah salah sasaran karena nama yang sama," terangnya.
Yosep menjelaskan, tindakan kejahatan yang dilakukan berupa, pembunuhan atas 83 jiwa, penyiksaan terhadap 14 orang, perampasan kemerdekaan atau kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang terhadap 68 orang dan penghilangan orang secara paksa sebanyak 23 orang.
"Peristiwa itu terjadi di hampir wilayah Jawa dan Sumatera," terangnya.
Dari cerita Yosep, berdasarkan informasi yang digali tim dari pelaku, korban, keluarga korban, dokter, dan perawat, eksekusi petrus terbilang kejam. Ada yang ditembak kepalanya di rumahnya sendiri, dan ada yang dicekik bahkan dibuang ke dalam jurang penuh karang.
Bahkan, ada yang di eksekusi dengan cara yang beda. Mulai dari menggunakan peluru emas, hingga memasukkan ke dalam tong besi dan di buang ke laut.
"Kalau orang yang kebal, yang punya ilmu kanuragan, ditembak pakai peluru emas. Ada yang dimasukkan ke dalam tong besi dan ada yang diikatkan dengan batu dan dibuang ke laut. Bahkan, ada yang dadanya dipahat sampai terbuka," jelasnya.
0 komentar:
Posting Komentar