Senin, 23 Juli 2012



Jakarta Partai Golkar memandang sampai saat ini partai-partai yang mendorong pencapresan mantan wapres Jusuf Kalla (JK) hanyalah main pencitraan. Kalau memang sungguh-sungguh, kenapa tidak mendeklarasikan pencapresan JK?

"Baru wacana dan bukan hanya PPP yang menyebut-nyebut JK sebagai salah satu yang ditimbang. PD juga pernah menyebut, Gerindra juga menyebut sebagai cawapres, NasDem juga. Saya rasa sebagai salah satu tokoh besar yang reputasinya diakui lintas partai wajar saja Pak JK diusung. Tapi sampai saat ini Golkar masih memandang sebagai wacana dan belum relevan diberi tanggapan apalagi tanggapan secara kelembagaan," ujar Ketua DPP Golkar, Hadjriyanto Y Tohari, usai diskusi 'Memperkuat Eksistensi MPR' di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (23/7/2012).

Menurut Hadjri, harusnya parpol tak sekedar memanfaatkan popularitas JK. Tapi benar-benar mengusung kalau memang sudah menjadi niat politik.

"Saya sebagai kader Partai Golkar agak menantang pada partai yang menyebut-nyebut nama Pak JK ini karena akan membawa implikasi ke dalam dan ke luar. Ini aset Golkar kalau mau mencalonkan Pak JK ya sungguh-sungguh," tantang Hadjri.

Karena yang terjadi selama ini parpol hanya ikut tenar. Dia mendorong parpol yang sungguh-sungguh segera mendeklarasikan pencapresan JK.

"Kita hanya lihat Pak JK ini tokoh nasional. Nama beliau jangan hanya dijadikan komoditi di berita media massa terutama untuk pencitraan, ya harus sungguh deklarasikan. UU 42 tahun 2008 disebutkan parpol mengajukan capres dan cawapres yang harus dilakukan secara terbuka sesuai mekanisme internal masing-masing," tegas Hadjri.

Sementara ini wacana pencapresan JK tidak berpengaruh pada popularitas Ketum Golkar Aburizal Bakrie.

"Dampak electoral akan dilihat setelah deklarasi secara resmi maka kita akan melakukan jajak pendapat kalau sekarang ya terlalu dini hanya disebut bahkan disebut-sebut sambil lalu," tandasnya.

0 komentar:

Posting Komentar