Ilustrasi (nasaspaceflight)
Namun sayangnya, meski telah diketahui keberadaannya, satelit yang melayang jauh dari orbit itu kemungkinan besar sama sekali tidak akan dapat dipergunakan lagi. Demikian penjelasan yang diterima Telkom dari pihak ISS Reshetnev berdasarkan preliminary calculation, Kamis (9/8/2012).
"Sehubungan dengan hasil preliminary calculation dari pihak ISS Reshetnev maka Telkom juga menetapkan langkah-langkah kontingensi yang terkait dengan Telkom-3," ujar Head of Corporate Communication and Affair Telkom, Slamet Riyadi.
Sebelum hasil preliminary calculation itu diterima, Telkom telah mengambil langkah-langkah penanganan emergency dan urgency untuk menjamin pelayanan dan operasional telekomunikasi pelanggan. Menurut Slamet, layanan telekomunikasi tidak akan terganggu karena Telkom mengoperasikan dan menggunakan beberapa satelit.
"Selain itu, dari sisi keuangan, kejadian anomali peluncuran Satelit Telkom-3 juga tidak akan memberikan dampak signifikan, karena telah diasuransikan secara penuh," tegasnya.
Slamet menegaskan, rencana kontingensi merupakan prosedur operasional baku di Telkom, tidak terkecuali untuk transponder satelit. Untuk Satelit Telkom-3 langkah-langkah kontingensi sudah dilakukan sebelum satelit diluncurkan.
"Untuk memenuhi kebutuhan customer yang sudah mendaftar dan mengantisipasi demand kami melakukan penyewaan satelit yang cakupannya kurang lebih sama dengan Satelit Telkom-3," jelasnya.
"Telkom akan selalu memberikan layanan terbaik kepada pelanggan dan calon pelanggan, di samping itu kami senantiasa menjaga kesinambungan pertumbuhan bisnis ," tandas Slamet.
Satelit Telkom-3 sebelumnya diberitakan hilang karena roket pengorbitnya (upper stage) Breeze-M tidak berfungsi sempurna kendati roket pendorongnya Proton-M berfungsi dengan baik. Satelit senilai Rp 1,8 triliun ini sempat diperkirakan badan antariksa Lapan, akan jatuh ke bumi dalam waktu lebih dari 16 tahun.
0 komentar:
Posting Komentar